Teman,
Sepi, resah dan duka
Itulah rencah kekosongan hidupku
Tatkala bicaramu sirna di mataku
Senyum dan tawa
Menguntum tanda gembira
Tatkala rancak berbicara
Justeru diriku..
Menyingkap tirai bicara.
Teman,
Andainya puisi ini kau fahami
Andainya jeritan hatiku kau selami
Andainya impianku bisa kau penuhi
Kau tidak berlari mengejar mimpi
Menghitung hari menanti realiti.
Usah ditanya kenapa ku kian menyepi
Tanyalah dirimu mengapa ku begini
Pasti kan ada jawapannya
2 comments:
boleh ganti a samad said nie ..
he he he...kalau jadi pun apa salahnya..berbunga-bunga nanti bilik guru,...harum subur mewangi.
Post a Comment